Minggu, 09 Desember 2012

jahat?

setiap orang pasti punya sisi jahat ataupun baik, dan itupun enggak bisa sama rata adanya. ya termasuk lo mbak yang super duper jahat sedikit demi sedikit nyoba ngehancurin hubungan yang udah gue jaga selama satu setengah tahun ini, bahkan gue ngerasa ga ada sisi baik sedikitpun dari lo, lo pernah gak sih berfikir kalo setiap manusia punya batas sabar yakaya gue sekarang ini. mungkin untuk kemarin dan sekarang gue masih bisa nahan amarah gue, nahan emosi gue, tapi untuk kedepannya kejahatan lo bakal bener bener akan gue bahas. gue gak peduli siapa lo dan apa hubungan lo di hidup gue tapi yang pasti racun kaya lo itu harus secepatnya dibuang dari hidup gue, gak ada manfaat dan guna nya lo ada di hidup gue kan?
yang sekarang mau gue tanya adalah, lo itu manusia atau???

Jumat, 02 November 2012

Akulturasi dan Relasi Internakultural

Arti dari Akulturasi itu sendiri adalah merupakan proses sosial yang bergulir dan yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa dan seiring berjalan nya waktu budaya asing tersebut tak terasa mulai melebur dengan kebudayaan asli (yang sudah ada sebelumnya) sehingga unsur-unsur kebudayan asing itu lambat laun dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnnya kebudayaan itu sendiri.
Menariknya dalam melihat dan mengamati proses akulturasi dikarenakan adanya Deviasi Sosiopatik seperti mental disorder yang menyertainya. Hal tersebut dirasa sangat didukung faktor kebutuhan, motivasi dan lingkungan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku dalam keseharian nya.
Sebagai contoh dari akulturasi di Indonesia sendiri ada beberapa macam:
  • Seni Bangunan : Candi yang ada di Indonesia, berawal dari adanya penyebaran agama yang dilakukan oleh Saudagar dari India atau para pekerja
  • Seni Rupa : Bentuk Guci ataupun Ornamen yang berasal dari China, yang mulai masuk saat pedagang China datang ke Indonesia 
  • Bahasa : Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Budha pada abad 5 –7M 
Relasi Interkultural atau Hubungan Antar Budaya adalah komunikasi budaya yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosio ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan, Peristiwa yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi antar budaya lokal maupun budaya asing contohnya : antar Budaya Jawa-sunda, Sunda Minang, Jawa- Minang, Betawi – Jawa dan lain sebagainnya
Menurut Stewart L. Tubbs, mengatakan bahwa interkultural adalah komunikasi  antara orang-orang yang berbeda budaya  (baik dalam arti ras , etnik , atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).
Hamid Mowlana juga menyebutkan bahwa interkultural sebagai Human flow across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain
Sedangkan menurut Fred E. Jandt mengartikan interkultural sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.

Teori yang berhubungan dengan Akulturasi dan Relasi Internakultural
Griffin (2003) menyadur teori AnXiety/Uncertainty Management; Face-Negotiation; dan Speech Codes.
  • Anxiety/Uncertainty Management Theory (Teori Pengelolaan Kecemasan/Ketidakpastian).
Teori dari William Gudykunst ini memfokuskan pada perbedaan budaya pada kelompok dan orang asing. Ia berniat bahwa teorinya dapat digunakan pada segala situasi dimana terdapat perbedaan diantara keraguan dan ketakutan. Ia menggunakan istilah komunikasi efektif kepada proses-proses meminimalisir ketidakmengertian. Penulis lain menggunakan istilah accuracy, fidelity, understanding untuk hal yang sama.

Hubungan Antara Akulturasi dan Relasi Internakultural 
Saling berkaitannya antara Akulturasi dan Relasi Internakultural sangat dekat karena saling mempengaruhi satu sama lain, Akulturasi itu sendiri adalah percampuran budaya namun tidak menghilangkan budaya aslinya yang telah ada sebelum budaya luar masuk dan tentu saja dalam proses akulturasi dipengaruhi oleh relasi internakultural untuk berkomunikasi, dan proses kehidupan sehari-hari agar dalam proses tersebut dapat beradaptasi dan dapat menerima kebudayaanlain yang masuk/ luar

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi
http://www.scribd.com/doc/59192728/TEORI-KOMUNIKASI-ANTARBUDAYA

Minggu, 07 Oktober 2012

Transmisi Budaya Dan Biologis


Transmisi budaya adalah kegiatan atau proses transfer/pengiriman atau penyebaran pesan dari generasi terdahulu ke generasi dibawahnya/generasi baru tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan nenek moyang atau generasi atasnya dan biasanya tidak bisa diubah atau pun memerlukan kebiasaan baru dalam jangka panjang untuk bisa mengubah nya.

Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang di suatu daerah/ tempat saat kebudayaan  itu dimulai, terjadi dan terbentuk dan diwariskan dari generasi ke generasi penerusnya. Beberapa contohnya adalah Bahasa, tata cara pernikahan, tata krama pada keluarga dan sebagainya. Maka dari itu Budaya merupakan bagian yang sulit dipisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis karena hamper semuanya orang di Dunia pasti akan mewariskan kebudayaan yang di dapet dari Orang tua nya ataupun generasi sebelumnya.

Pada saat berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dapet dipelajari dan di mengerti melalui penjelasan Dan kaitan tertentu. mewariskan budaya dari generasi yang satu ke generasi yang lain terbilang wajib/sudah pasti dengan melalui sebuah kegiatan pengiriman atau penyebaran sebuah kebiasaan/adat istiadat yang sulit untuk diubah yang disebut dengan transmisi budaya.

Bentuk dari Transmisi Budaya
Sosialisasi
Sosisalisasi adalah proses pemahaman yang masuk ke masyarakat atau orang sekitar, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, belajar dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota


Enkulturasi
Enkulturasi adalah Proses penerusan kebudayaan dari generasi atas/ sebelumnya kepada generasi berikutnya selama hidup seseorang individu dimulai dari institusi keluarga dan dimulai dengan orang yang biasanya paling dekat dengan anak adalah Ibu.
Enkulturasi mengacu pada proses dengan nama kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, mengerti kultur tersebut, Dan melaksanakan kultur tersebut Selma kita bertumbuh kembang di suatu lingkup keluarga atau kelompok masyarakat. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen Orang tua tetapi melalui pemahaman yang berkembang bisa melalui keluarga, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan sumber pembelajaran tentang kultur di sekitar kita.

Akulturasi
Akulturasi adalah suatu efek sosial yang dapat terjadi pada satu  kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu saat kebudayaan nya mulai dimasuki kebudayaan lain/berbeda dari suatu kebudayaan asing. 
Kebudayaan asing yang awalnya dipertanyakan akhirnya mulai dicoba untuk dikenal dan akhirnya menarik untuk diperhatikan dan dipelajari, dan pada akhirnya akan mulai masuk ke kebudayaan yang sudah ada tanpa  menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, yang sekarang ini sedang booming adalah mode Korea yang berasal dari Korea Selatan, awalnya kebudayaan itu mulai masuk sebagai hal atau warna baru dalam dunia mode dan karena semakin banyak artis atau public figure yang mengenakan maka mode tersebut seakan menjadi trend yang tidak  terlewatkan Dan akhir-akhir ini sering dipadukan dengan batik (budaya asli Indonesia)

Biologis
Biologis dalam hal ini dimengerti sebagai suatu percampuran darah keturunan yang terjadi karena pernikahan antara budaya yang berbeda, misalnya seseorang penduduk asli Indonesia menikah dengan seorang warna negara asing,  maka dari mulai fisik sampai kebudayaan akan mempunyai percampuran yang akan terus turun ke generasi penerusnya.


Pengaruh Terhadap Perkembangan Psikologi Individu

Pengaruh Sosialisasi terhadap perkembangan psikologi individu
Pada saat anak-anak memasuki usia bermain maka mulai dari itupun sudah mempelajari hal yang ada di sekitar, mengambil pengetahuan baru dari Orang tua, Keluarga dan teman sebaya sebagai kemampuan berinteraksi dengan lingkungan guna mendapatkan informasi yang sedang berkembang biasa nya sang anak akan banyak bertanya. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi.

Pengaruh Enkulturasi terhadap perkembangan psikologi individu
Enkulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu dimulai dari Keluarga melalui proses belajar dan penyesuaian alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang telah ada dan berlangsung dalam kebudayaannya.

Pengaruh Akulturasi terhadap perkembangan psikologi individu
Akulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu dalam menghadapi suatu proses sosial yang timbul pada suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Akulturasi terjadi karena sekelompok orang asing yang belajar dan mengikuti cara atau peraturan di dalam lingkup orang Indonesia.


Awal Perkembangan dan Pengasuhan
Seperti pendapat Arnold Gese, sejak usia satu tahun, anak memiliki pengenalan akan identitas dirinya yang mendalam juga akan menjadi benih pertumbuhan kepribadiannya di masa dewasa. Salah satu unsur pola relasi yang penting antara orang tua-anak pada masa bayi dan kanak-kanak disebut pola pertautan (attachment)
Transmisi budaya dapat terjadi sesuai dengan awal pengembangan dan pengasuhan yang terjadi pada masing-masing individu biasanya di dalam keluarga, Dimana proses seperti Enkulturasi ataupun Akulturasi yang mempengaruhi perkembangan psikologis individu tergantung bagaimana individu mendapat pengasuhan dan bagaimana lingkungan yang diterimanya. Individu tidak mampu berdiri sendiri, melainkan hidup dalam hubungan antar sesama individu atau bisa juga disebut mahluk sosial, dan akan memerlukan orang lain sebagai sumber informasi.

Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Pengertian Dan Tujuan dari Psikologi Lintas Budaya

Pengertian Psikologi Lintas Budaya
Bila diperhatikan dari kata psikologi Lintas Budaya pasti kurang lebih yang terlintas dipikiran kita masing-masing adalah mengenai kebudayaan, seperti yang kita ketahui bahwa di belahan dunia manapun memiliki kebudayaan sesuai dengan peninggalan nenek moyang. Dan tidak semuanya mempunyai perkembangan, persamaan dan perbedaan yang sama. Dan dalam bidang Psikologi pun terus dikaji oleh para ahli. 
Maka secara garis besar Psikologi  lintas budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis dari berbagai Etnik Dan Budaya serta kegiatan turun temurun yang berkembang, serta penjelasan mengenai hubungan-hubungan antara perubahan psikologis, sosio-budaya, ekologis dan biologis masyarakat nya.

Tujuan psikologi Lintas budaya
Psikologi Lintas Budaya (PLB) merupakan salah satu cabang (sub disiplin) dari ilmu Psikologi yang mengalami  perkembangan yang cukup pesat. Sebelumnya,  dapat dilihat kecenderungan masyarakat di Eropa yang menaruh perhatian pada nilai-nilai luhur kemanusiaan. Kebebasan (freedom), kesetaraan (equality) mengemuka di masa perahlian menuju pembaharuan (renaissance) terhadap sektor-sektor kehidupan. Keragaman (diversity) yang tampak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari menjadi bagian yang tak terpisahkan. Maka Psikologi membawa setiap terapan nya ke setiap belahan dunia Dan mencoba mencari persamaan dan perbedaan perkembangan budaya di setiap daerah, Dan bagaimana perubahan psikis masyarakat nya menanggapi perubahan budaya tersebut, karena menurut Berry Dan Dassen 1974- mengatakan Tujuan psikologi yaitu membawa dan menguji. Dan para psikolog berusaha membawa hipotesis mereka dan menguji ke berbagai kelompok masyarakat/budaya agar menemukan jawaban yang bervariasi/ berbeda.
 
Perbedaan dan Hubungan antara Psikologi Lintas Budaya dengan Ilmu lain.
Dengan Antropologi- Antropologi adalah salah satu cabang Ilmu sosial yang mempelajari tentang etnis, ras, kebudayaan tertentu.
sedangkan Psikologi Lintas Budaya mempelajari persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara Psikologis dari berbagai Etnik Dan Budaya serta kegiatan turun temurun yang berkembang, serta penjelasan mengenai hubungan-hubungan antara perubahan psikologis, sosio-budaya, ekologis dan biologis masyarakat nya. Maka, hubungan diantara keduanya adalah dalam mencari perbedaan perkembangan di setiap etnis atau ras terrtentu kita harus mempelajari mengenai kebudayaan yang berkembang baru bisa mengaplikasi-kan hipotesis yang ada Dan mendapatkan bentuk perbedaan psikis setiap kelompok masyarakat dalam menghadapi perkembangan budaya nya.

Dengan Psikologi Indigenous- Psikologis Indigenous merupakan suatu terobosan baru dalam bentuk mengembangkan pendalaman mengenai kebudayaan, Psikologi Indigenous  merupakan suatu untuk memahami manusia berdasarkan montes kultural/budaya. Perbedaannya adalah psikologi lintas budaya lebih memahami tentang karakteristik dan perubahan perilaku masyarakat dalam menghadapi perkembangan kebudayaan namun psikologi indigenous lebih mendalami mengenai masalah yang di timbulkan oleh individu dari etnik tertentu (perbedaan kebudayaan) 

Dengan Psikologi Budaya- Psikologi budaya adalah interdisiplin ilmu tentang manusia yang bertujuan untuk mengembangkan beberapa disiplin, khususnya antropologi (satu kesatuan dengan linguistik) yang bermanfaat untuk menganalisa lingkungan sosio-kultural (makna dan sumber-sumber “forms of life”) dalam semua intensitas dan kekhususan mereka dan psikologi yang bermanfaat untuk analisis tentang perseorangan dalam intensitas dan sejarah nya. Maka hubungan nya adalah tidak berbeda jauh dengan Antropologi, sama-sama berkaitan satu sama lain Psikologi Lintas Budaya tentang perbedaan perkembangan prilaku yang terbentuk, sedang kan Psikologi budaya untuk mengembangkan hasil yang ada agar lebih terperinci

Hubungan dengan beberapa Ilmu lain.
Dengan ilmu Sosial- kaitan nya adalah Psikologi Lintas Budaya memperlajari perbedaan perkembangan prilaku masyarakat yang terbentuk Dan bisa menjadi acuan perbedaan bentuk kehidupan sosial, intinya apabila kebudayaan berbeda maka bentuk kehidupan sosial suatu kelompok masyarakat juga berbeda.

Refrensi:

Selasa, 20 Maret 2012

Fenomena Psikologi Kesehatan berdasarkan Teori


Sebelum saya membahas fenomena yang terjadi berhubungan dengan psikologi kesehatan mental, saya akan menjelaskan teori Abraham Maslow tentang aktualisasi diri yang saya ambil untuk membahas suatu fenomena yang berhubungan dengan teori tersebut.

Teori Abraham Maslow

Tahapan tertinggi dalam tangga hierarki motivasi manusia dari Abaraham Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow mengatakan bahwa manusia akan berusaha keras untuk mendapatkan aktualisasi diri mereka, atau realisasi dari potensi diri manusia seutuhnya, ketika mereka telah meraih kepuasan dari kebutuhan yang lebih mendasarnya. Teori hierarki kebutuhan Maslow digambarkan pada halaman 247.

Maslow juga mengutarakan penjelasannya sendiri tentang kepribadian manusia yang sehat. Teori psikodinamika cenderung untuk didasarkan pada studi kasus klinis maka dari itu akan sangat kurang dalam penjelasannya tentang kepribadian yang sehat. Untuk sampai pada penjelasan ini, Maslow mengkaji tokoh yang sangat luar biasa, Abaraham Lincoln dan Eleanor Roosevelt, sekaligus juga gagasan-gagasan kontemporernya yang dipandang mempunyai kesehatan mental yang sangat luar biasa.

Maslow menggambarkan beberapa karakteristik yang ada pada manusia yang mengaktualisasikan dirinya:

§ Kesadaran dan penerimaan terhadap diri sendiri

§ Keterbukaan dan spontanitas

§ Kemampuan untuk menikmati pekerjaan dan memandang bahwa pekerjaan merupakan sesuatu misi yang harus dipenuhi

§ Kemampuan untuk mengembangkan persahabatan yang erat tanpa bergantung terlalu banyak pada orang lain

§ Mempunyai selera humor yang bagus

§ Kecenderungan untuk meraik pengalaman puncak yang memuaskan secara spiritual maupun emosional


Fenomena yang akan saya jelaskan adalah tentang seseorang yang cenderung tidak percaya diri, dan selalu merasa bahwa dirinya lebih kurang dibanding dengan siapapun.

Seorang siswa SMA di salah satu sekolah swasta di jakarta selalu tertutup dengan teman-temannya, dalam hal ini dia lebih senang bercerita atau mengisahkan hidupnya melalui tulisan atau berbicara dengan boneka kesayangan nya. itu mulai terjadi sejak ia duduk di bangku kelas 3 SD dan hal tersebut dilakukan karena anak tersebut tidak mempunyai kakak atau adik yang bisa diajak untuk berbagi, Orang tua nya pun sibuk dengan pekerjaan mereka, sehingga anak ini lebih cenderung menikmati dunia nya sendiri, terlebih puncaknya saat ia merasa stres dengan pelajaran di sekolah atau temannya, ia lebih memilih memendam semuanya sendiri dan jarang masuk sekolah, dalam hal ini tentu saja mengganggu pelajaran dan nilainya, sampai pada akhirnya si Orang tua anak ini dipanggil ke sekolah karena nilai putri mereka sangat rendah.

Dalam hal ini kita tentu saja tidak dapat menyalahkan anak seutuhnya, sebagai seorang anak ia butuh teman untuk berbagi cerita dan berkeluh kesah. Kesehatan mental yang dialami anak ini antara lain :

1. Kesadaran dan penerimaan diri

2. keterbukaan dengan lingkungan sekitar

3. Mengatur waktu


Dan solusi yang terbaik adalah :

1. Orang tua anak tersebut lebih memberikan waktu bersama anak tersebut

2. Pelatihan manajemen waktu yang baik

3. Dukungan lingkungan sekitar agar si anak lebih percaya diri dan mau terbuka

Senin, 19 Maret 2012

Psikologi Kesehatan Mental


Psikologi kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari tentang kesehatan mental seseorang dan melakukan pendalaman tentang kesehatan mental seseorang yang berhubungan dengan prilaku dan jiwa yang dapat menjadi gangguan dan dapat disembuhkan dengan cara terapi psikologi.

Kesehatan mental seseorang sering kali dihubungkan dengan kemampuan penyesuaian dirinya. Kehidupan yang tidak selamanya berjalan lancar dan sesuai keinginan, serta hambatan dan pemenuhan pemenuhan kebutuhan dan pemuasan diri sehingga mengganggu kapasitas penyesuaian diri seseorang. Kondisi demikian menimbulkan tekanan yang harus dihadapi individu yang bersangkutan. Konflik dan frustrasi yang bersumber dari faktor internal dan eksternal menjadi sumber stress (Coleman, 1950).

Mental hygiene merujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat prinsip-prinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis dan Pencegahan dari kemungkinan timbulanya kerusakan mental atau malajudjusment. Kesehatan mental terkait dengan (1) bagaimana kita memikirkan, merasakan menjalani kehidupan sehari-hari; (2) bagaimana kita memandang diri sendiri dan sendiri dan orang lain; dan (3) bagaimana kita mengevaluasi berbagai alternatif dan mengambil keputusan. Seperti halnya kesehatan fisik, kesehatan mental sangat penting bagi setiap fase kehidupan. kesehatan mental meliputi upaya-upaya mengatasi stres, berhubungan dengan orang lain, dan mengambil keputusan.


Tetapi pengertian menurut : Dr. Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, 1994, CV HAJI SAMAAGUNG ; Jakarta.
Jadi dalam hal ini Kesehatan mental dapat dirangkum. Kesehatan mental adalah keserasian atau kesesuaian antara seluruh aspek psikologis dan dimiliki oleh seorang untuk dikembangkan secara optimal agar individu mampu melakukan kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan-tuntutan atau nilai-nilai yang berlaku secara individual, kelompok maupun masyarakat luas sehingga yang sehat baik secara mental maupun secara sosial.

orang yang sehat mentalnya adalah terwujudnya keharmonisan dalam fungsi jiwa serta tercapainya kemampuan untuk menghadapi permasalahan sehari-hari, sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam dirinya. Seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat, bila ia terhindar dari gejala penyakit jiwa dan memanfatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya.

Golongan yang kurang sehat mentalnya
Golongan yang kurang sehat adalah orang yang merasa terganggu ketentraman hatinya. Adanya abnormalitas mental ini biasanya disebabkan karena ketidakmampuan individu dalam menghadapi kenyataan hidup, sehingga muncul konflik mental pada dirinya